FMIPA Gelar Webinar Leadership Recharging Kepemimpinan WCU Wujudkan Universitas Berkelas Dunia
Penyelenggara kegiatan menghadirkan Prof. Akhmaloka, Ph.D., selaku Rektor ITB periode 2010-2014, sebagai narasumber. Kegiatan berlangsung di dekanat lantai dua FMIPA Unila, Rabu, 7 Agustus 2024.
Dekan FMIPA Unila Dr. Eng. Heri Satria, S.Si., M.Si., menyatakan, acara ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan, tetapi juga mendukung universitas dalam mencapai target kerja indikator kinerja utama (IKU).
Selain itu kegiatan merupakan bagian dari strategi fakultas untuk mendukung universitas dalam mencapai target-target yang ditetapkan, tanpa menghilangkan kearifan lokal yang menjadi ciri khas Unila.
“Sebagai institusi yang berada di Provinsi Lampung, kami berkomitmen untuk menunjukkan pendidikan bertaraf internasional, berdedikasi secara nasional, dan terintegrasi dengan kekhasan Provinsi Lampung,” ujarnya.
Lebih lanjut, Heri Satria menambahkan, FMIPA Unila berupaya membantu masyarakat Lampung melalui pendidikan berkualitas dan program-program yang berfokus pada pengembangan masyarakat.
“Kami ingin menunjukkan Universitas Lampung tidak hanya berorientasi pada pencapaian akademik, tetapi juga memiliki spektrum yang luas dalam membangun masyarakat Provinsi Lampung,” tambahnya.
Di kesempatan sama, Wakil Rektor Bidang PKTIK Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A. saat membuka acara menekankan pentingnya pengembangan kepemimpinan di lingkungan universitas.
Ayi Ahadiat dalam pernyataannya menyoroti kepemimpinan transformatif dan partisipatif adalah dua elemen kunci yang harus dikembangkan dan diimplementasikan untuk membawa Unila ke tingkat lebih tinggi, universitas berkelas dunia.
Kepemimpinan transformatif menekankan pada kemampuan seorang pemimpin untuk menginspirasi dan memotivasi anggota timnya, sehingga mampu menciptakan perubahan positif yang signifikan.
“Sementara kepemimpinan partisipatif mengedepankan keterlibatan aktif seluruh anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan, yang pada gilirannya akan meningkatkan rasa memiliki dan komitmen terhadap visi bersama,” ujarnya.
Menurut Ayi, untuk membangun budaya universitas berkelas dunia, beberapa aspek utama perlu difokuskan. Pertama, kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi anggota tim sangat penting dalam menciptakan perubahan yang positif dan berkelanjutan.
Kedua, keterlibatan aktif seluruh anggota organisasi dalam pengambilan keputusan akan mendorong rasa memiliki dan komitmen yang lebih kuat terhadap tujuan bersama.
“Dengan menggabungkan kedua elemen kepemimpinan ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan inovasi. Ini adalah langkah penting dalam perjalanan kita menuju universitas berkelas dunia,” tambahnya.
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Unila untuk bertransformasi dan bersaing di kancah internasional.
Ayi berharap, dengan mengedepankan kepemimpinan transformatif dan partisipatif, seluruh sivitas akademika Unila dapat berkontribusi secara optimal dalam mencapai visi dan misi universitas.