15 November 2024

“Ekonomi Lampung Triwulan I 2024 Tumbuh Melambat”

BANYUWULU.COM – Lampung – Kinerja perekonomian Provinsi Lampung pada triwulan I 2024 tumbuh sebesar 3,30% (yoy), lebihrendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,40% (yoy). Pertumbuhan padatriwulan laporan ditopang oleh peningkatan seluruh komponen permintaan. Secara nominal,

perekonomian Lampung pada triwulan I 2024 berdasarkan harga berlaku tercatat sebesar Rp112,09
triliun dan berdasarkan harga konstan 2020 sebesar Rp65,95 triliun.
Kinerja perekonomian Lampung pada triwulan I 2024 tumbuh terjaga walaupun relatif lebih
rendah dibandingkan periode sebelumnya, akibat dari masih kuatnya konsumsi rumah tangga di
tengah melandainya investasi. Konsumsi tercatat menopang kinerja perekonomian Lampung pada
triwulan I 2024 dengan pertumbuhan sebesar 4,67% (yoy), relatif meningkat jika dibandingkan
dengan 4,64% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Terjaganya konsumsi didorong oleh meningkatnya
permintaan pada periode HBKN Keagamaan (Imlek dan Ramadan) yang tercermin dari tingginya
penumpang angkutan udara dan kapal laut. Lebih lanjut, konsumsi pemerintah tercatat tumbuh
15,67% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,36% (yoy) . Di sisi lain,
kinerja investasi tercatat tumbuh sebesar 2,31% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan
pertumbuhan 7,08% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Peningkatan kinerja perekonomian Lampung yang lebih tinggi pada triwulan I 2024 tertahan oleh
penurunan kinerja sektor eksternal. Kinerja net ekspor pada triwulan I 2024 tercatat terkontraksi
sebesar 85,63% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya
terkontraksi sebesar 7,57% (yoy). Hal ini disebabkan oleh peningkatan impor pupuk sejalan dengan
program perluasan tanam komoditas pangan dan hortikultura, serta tetap terjaganya impor barang
konsumsi untuk menopang permintaan domestik.
Dari sisi Lapangan Usaha (LU), Perdagangan Besar dan Eceran (PBE); Industri Pengolahan; serta
Konstruksi mendorong perekonomian Lampung triwulan I 2024. Kinerja LU PBE tercatat tumbuh
8,58% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 8,16% (yoy) pada triwulan sebelumnya sejalan dengan tetap
kuatnya aktivitas perdagangan antar provinsi pada periode HBKN Keagamaan serta maraknya
penyelenggaraan event kuliner. LU Industri Pengolahan tercatat tumbuh 6,51% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,94% (yoy) terutama ditopang oleh kinerja
industri makan-minum dan percetakan pada masa kampanye politik. Lebih lanjut, peningkatan
aktivitas industri turut tercermin dari realisasi Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia
yang tercatat 69,40%, lebih tinggi dari 67,38% pada triwulan sebelumnya. Lebih lanjut, LU
Transportasi dan Pergudangan tercatat tumbuh 11,46% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan
11,03% (yoy) pada triwulan sebelumnya, terutama didukung oleh penambahan rute penerbangan di
Bandara Radin Inten II dan peningkatan mobilitas masyarakat pada periode HBKN Keagamaan.
Adapun LU Konstruksi turut mendukung kinerja perekonomian dengan tumbuh 6,86% (yoy),
walaupun melambat dibandingkan 15,16% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Perlambatan tersebut
sejalan dengan penurunan realisasi pengadaan semen dan masih rendahnya proyek konstruksi
bangunan yang tercatat di BCI Asia. Di sisi lain, kinerja positif perekonomian Lampung pada triwulan IV tertahan oleh menurunnya
kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tercatat terkontraksi 10,97% (yoy), melambat
dibandingkan kontraksi 0,40% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Penurunan kinerja LU Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan utamanya disebabkan oleh penurunan luas panen dan produktivitas
komoditas padi & jagung imbas pergeseran masa panen akibat kemarau panjang El Nino.
Bank Indonesia memandang perbaikan kinerja ekonomi Provinsi Lampung akan terus berlanjut,
meski risiko dari sektor eksternal masih perlu diwaspadai. Untuk memperkuat momentum pemulihan
ekonomi, beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain: Pertama, meningkatkan produktivitas
LU Pertanian pasca El Nino. Pertumbuhan LU Pertanian yang optimal dapat dicapai melalui
pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan) dan sarana produksi pertanian (saprotan),
memastikan ketersediaan air, penguatan akses pembiayaan bagi petani, serta memastikan
ketersediaan pupuk berkualitas yang merata. Kedua, memperkuat sinergi dan kolaborasi antar
lembaga.
Hal tersebut dapat dicapai melalui mendorong hilirisasi meningkatkan daya saing
komoditas unggulan, mendukung sektor pariwisata melalui perluasan akomodasi dan transportasi,
serta memperkuat koordinasi pengendalian inflasi melalui sinergi TPIP-TPID dan program Gerakan
Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) (Keyna/rls).

Tinggalkan Balasan