Satreskrim Polres Tanggamus Tangkap Pria 58 Tahun Tersangka Pencabulan Anak Dibawah Umur,P2TP2A Dampingi Korban
Tanggamus – Seorang pria 58 tahun berinisial SA, warga Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung ditangkap Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Tanggamus dalam dugaan pencabulan anak dibawah umur.
Tersangka ditangkap atas laporan orang tua korban, yang tidak terima atas prilakunya tega melakukan pencabulan terhadap putrinya berinisial LD (17) pelajar asal Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Atas penangkapan tersebut, terungkap bahwa tersangka mengenal korban melalaui jejaring Whatsapp selama 6 bulan hingga terjadinya asusila di salah satu rumah rekan tersangka di wilayah Kecamatan Bulok Kabupaten Tanggamus pada Desember 2022.
Fakta lainnya, awalnya perbuatan tersebut tidak diketahui siapapun, namun lantaran video tidak senonoh tersangka dan korban yang sempat direkam beredar di jejaring Whatsapp sehingga diketahui orang tua korban sehingga melapor ke Polres Tanggamus pada tanggal 28 Januari 2023.
Kasatreskrim Polres Tanggamus Polda Lampung Iptu Hendra Safuan, S.H., M.H mengatakan, pelaku ditangkap pihaknya pada, Minggu 5 Februari 2023 saat berada di rumahnya di Kabupaten Pesawaran.
“Pelaku ini kita amankan di luar Kabupaten Tanggamus tepatnya di Kabupaten Pesawaran,” kata Iptu Hendra Safuan mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Siswara Hadi Chandra, Rabu 8 Februari 2023.
Kasat menjelaskan, Iptu kronologis kejadian dugaan tindak pidana dilakukan tersangka pada Desember 2022 sekitar pukul 13.00 WIB, bermula ia menjemput korban di pertigaan Pekon Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus, Lampung.
Kemudian korban diajak pelaku untuk menemaninya ke Pekon Suka Agung Kecamatan Bulok, Tanggamus, Lampung dengan alasan hendak menemui seseorang yang ingin bekerja di luar negeri.
Lantas, sesampainya di lokasi, korban langsung diajak pelaku untuk masuk ke dalam sebuah kamar di rumah milik temannya, dengan terlebih dahulu temannya diminta membeli rokok di warung.
“Setelah temannya keluar rumah, pelaku merudapaksa korbannya, setelahnya langsung mengantarkan korban kembali ke lokasi penjemputan,” jelasnya.
Sambungnya, sesampainya di simpang rantau tijang, pelaku memberikan uang kepada korban sebesar Rp100 ribu dan meninggalkan korban ditempat tersebut.
“Modus operandi yang dilakukan tersangka dengan bujuk rayu memberikan uang Rp100 ribu hingga Rp200 ribu,” ujarnya.
Diungkapkan Kasat, dalam perbuatan itu, pelaku juga merekam aksi tersebut dengan handphone pribadinya sehingga keluarga korban mengetahui vidio perbuatan asusila itu yang tersebar di media sosial.
“Kemudian ibu korban yang mengetahui itu merasa tidak terima dan akhirnya melaporkannya ke Polres Tanggamus,” ungkapnya.
Dengan mengantongi barang bukti dan keterangan saksi Polres Tanggamus langsung melakukan pencarian pelaku dan menemukan pelaku berada di rumahnya di Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran, Lampung saat sedang duduk.
“Barang bukti itu berupa pakaian korban, history chat korban dengan pelaku, dan hasil visum milik korban,” ujarnya.
Iptu Hendra Safuan menambahkan, pihaknya juga masih melakukan pemeriksaan untuk mengetahui siapa yang menyebarkan video asusila tersebut.
Kemudian bekerjasama dengan UPTD P2TP2 Tanggamus untuk pendampingan kepada korban, sebab ditakutkan korban mengalami trauma secara psikis.
“Dalam pendampingan korban, bekerjasama dengan UPTD P2TP2 Kabupaten Tanggamus,” imbuhnya.
Saat ini tersangka dan barang bukti ditahan di Polres Tanggamus, terhadap tersangka dikenakan pasal 76 UU RI No 35 tahun 2014 sebagaimana dirubah dengan pasal 82 UU RI No 72 tahun 2016.
“Pelaku diancam dengan hukuman 15 tahun penjara,” tandasnya.
Berdasarkan keterangan tersangka SA bahwa ia mengenal korban dari jejaring Whatsapp selama 6 bulan dan beberapa kali memberikan uang baik transfer maupun langsung.
Pun demikian, tersangka SA mengakui bahwa pencabulan dan persetubuhan terhadap korban hanya dilakukan sekali pada bulan Desember 2022.
“Kenalnya 6 bulan lewat whatsapp, kalo kasih uang beberap kali kadang transfer dan kadang langsung. Cuma melakukan itu baru sekali,” ucapnya.
Tersangka yang juga telah memiliki istri dengan 4 anak tersebut, mengaku terkecoh sebab yang ia ketahui korban tidak sekolah sehingga merasa korban telah dewasa.
“Awalnya dia (korban) bilang enggak sekolah, terus akhirnya dia terus bilang masih sekolah kelas 3 SMA,” ujarnya.
Tersangka AS tidak membantah bahwa adanya perekam video saat terjadinya asusila. Tetapi tersebarnya video tersebut ia merasa tidak menyebarkannya.
Namun demikian, SA membenarkan bahwa ia mengirimkan video itu saat diminta oleh seseorang yang mengaku sebagai korban. Dan kemudian ia menyadari bahwa yang meminta video bukanlah korban.
“Saya enggak tau yang menyebarkan, tapi yang saya tau korban minta ke saya. Kemudian saya baru sadar bahwa itu bukan korban, sehingga akhirnya beredar,” tutupnya.
Sementara itu, ND selaku paman korban mewakili keluarganya mengaku sangat berterima kasih atas respon Polres Tanggamus yang telah menangani perkara tersebut hingga ditangkapnya tersangka.
Kesempatan itu juga ND, meminta agar tersangka diproses seadil-adilnya, sebab keluarganya harus menanggung aib yang sangat luar biasa hingga menghancurkan masa depan keponakannya.
“Kami meminta keadilan agar pelaku dihukum yang seberat-beratnya,” ucapnya.
Kepala UPTD P2TP2A Kabupaten Tanggamus Selfiana Norita bahwa tindak lanjut atas perkara tersebut pihaknya telah bekerjasama dengan Polres Tanggamus dengan melakukan pendampingan terhadap korban.
Pendampingan tersebut meliputi assesment, pemeriksaan psikologi korban ke psikiater juga menemui pihak sekolah terkait tindak lanjut pendidikan korban.
“Sebelumnya telah kami upayakan menemui pihak sekolah, untuk korban melanjutkan pendidikan, namun korban sudah malu sehingga kedepan akan dicarikan solusi terbaiknya,” kata Selfiana.
Sambungnya, pada minggu ini juga akan dilakukan pendampingan psikologis klinis terhadap korban.
Selfi menegaskan, untuk mencegah kejadian serupa, ia berharap peran orang tua untuk selalu memperhatikan dan membina anaknya saat berada di rumah. Kemudian saat berada di sekolah juga dibutuhkan peran guru memperhatikan siswinya.
“Upaya kami bersama Polres Tanggamus berulang kali melakukan sosialisasi dan penyuluhan guna mencegah terjadinya kekerasan fisik maupun seksual terhadap anak, kami harap juga peran orang tua dan sekolah membantu mengawasi juga memberikan pemahaman,” tutupnya. (Ida/rls)