Unila Bersama KPDI Helat Press Conference
Tema yang diusung yakni “Artificial Intelligence (AI) dalam Perpustakaan Digital” untuk mempertimbangkan tren AI yang sedang meningkat. Pemanfaatan dan pengembangan AI dengan tepat akan mempermudah manusia untuk memanfaatkan layanan perpustakaan secara digital.
Press conference dihadiri Dr. Joko Santoso, M.Hum., selaku Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI, Prof. Dr. Drs. Jonner Hasugian, M.Si., selaku Ketua FPDI, Dr. Taufiq Abdul Gani, S.Kom., M.Eng., Sc., selaku Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Perpustakaan Nasional RI.
Turut berpartisipasi Riski Sofyan, S.STP., M.Si., selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, Kepala UPT Perpustakaan Unila Dr. Eng. Ir. Khairudin, S.T., M.Sc., selaku ketua panitia lokal Unila, serta para awak media.
Terdapat empat subtema yang dibahas selama KPDI berlangsung, meliputi, Peran AI dalam Transformasi Kepustakawanan Digital, Pemanfaatan AI dalam Ranah Pendidikan, Sosial, dan Budaya: Konteks Hukum dan Etika, Pendayagunaan AI dalam Pendidikan dan Pengkajian Ilmu-ilmu Informasi, serta AI dalam Penguatan Ketahanan Budaya dan Percepatan Transformasi Digital serta Produksi Talenta Digital.
Untuk mengulas subtema tersebut, dihadirkan dua pembicara berkompeten yakni, Prof. Yudho Giri Sucahyo, S.Kom., M. Kom., Ph.D. CISA, CISM selaku dosen di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, dan Prof. Dr. Eng. Admi Syarief selaku dosen pada Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Unila.
Dalam rangkaian acara ini akan dipaparkan 16 makalah atau paper yang diseleksi dari 94 terkumpul. Makalah dan paper tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan pustakawan, pemerhati perpustakaan digital, mahasiswa, hingga dosen.
Dalam sesi tanya jawab bersama media, Dr. Joko Santoso mengungkapkan, keterampilan digital penting untuk meningkatkan literasi digital. Ia juga mengungkapkan, KPDI menghasilkan banyak konsep yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi digital dan layanan perpustakaan digital.
“Terdapat beberapa tantangan dalam meningkatkan literasi digital seperti scamming, cyberbullying, pornografi, dan pinjaman online,” ungkapnya.
Untuk memerangi tantangan tersebut, Perpustakaan Nasional RI mengupayakan pojok bacaan digital dan titik baca. Saat ini sudah terdapat 115 pojok bacaan dan puluhan titik baca yang sudah tersebar di seluruh Indonesia.
Saat ini sudah terdapat sekitar sepuluh juta buku bacaan fisik maupun digital yang tersebar di seluruh titik baca. Perpustakaan Nasional RI berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan bacaan bagi masyarakat umum.