Unila Kenalkan Budaya Lampung sebagai Identitas dan Kekayaan Lokal dalam KPDI ke-15
Pada rangkaian acara KPDI bertema “Artificial Intelligence dalam Perpustakaan Digital” ini Unila memperkenalkan adat dan budaya Lampung sebagai bagian dari identitas dan kekayaan lokal.
Salah satu sesi menarik perhatian peserta adalah materi budaya Lampung yang disampaikan Ir. Anshori Djausal, M.T. Ia menjelaskan beberapa aspek penting budaya Lampung yang perlu dilestarikan dan diperkenalkan lebih luas, seperti sejarah, adat budaya asli Lampung, motif kain Lampung, dan pakaian tradisional.
Dalam upacara pembukaan, para peserta dan tamu undangan disambut dengan pertunjukan seni tradisional Lampung, tari Sigeh Penguten. Pertunjukan ini memberikan gambaran kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat Lampung dan menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.
Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., menyatakan, pengenalan budaya Lampung dalam konferensi ini bertujuan untuk memperkuat identitas lokal di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat.
“Kami ingin menunjukkan kemajuan teknologi dan pelestarian budaya dapat berjalan beriringan. Melalui perpustakaan digital, kita bisa mendokumentasikan dan menyebarluaskan kekayaan budaya kepada generasi mendatang,” ujar Rektor.
Selain pertunjukan seni, Unila menampilkan kerajinan tangan khas Lampung, seperti tapis, kain tradisional yang dihiasi sulaman benang emas. Para peserta juga berkesempatan mencicipi kuliner khas Lampung selama konferensi berlangsung.
Konferensi ini tidak hanya membahas perkembangan teknologi dalam perpustakaan digital, tapi juga mengangkat pentingnya mempertahankan dan memperkenalkan budaya lokal sebagai bagian identitas bangsa.
Para peserta diajak untuk mengeksplorasi bagaimana kecerdasan buatan dapat digunakan untuk mengoptimalkan pengelolaan perpustakaan digital, sekaligus melestarikan dan mempromosikan warisan budaya.
Unila berharap, dengan mengangkat budaya Lampung pada KPDI ke-15 ini, para peserta dapat lebih mengenal dan menghargai kekayaan budaya lokal Indonesia, serta menginspirasi untuk mengintegrasikan teknologi dan budaya dalam pengembangan perpustakaan digital di masa depan.